Bantu Identifikasi Penyebab Ketidaksuburan Pria

7 Jenis Tes Ini Bantu Identifikasi Penyebab Ketidaksuburan Pria
Bantu Identifikasi Penyebab Ketidaksuburan Pria

PKVSLOT Bantu Identifikasi Penyebab Ketidaksuburan Pria Tes kesuburan pria sering di lakukan ketika di curigai adanya ketidaksuburan setelah setahun gagal memiliki anak. Tes kesuburan pria juga dapat di lakukan sebelum mencoba untuk hamil.

Tes ini tidak hanya dapat membantu mempermudah proses keluarga berencana di masa depan dan memberikan wawasan mengenai pengobatan potensial, tetapi juga dapat mengungkap masalah kesehatan lainnya.

1. Penilaian riwayat medis

Dokter akan menjelaskan penyebab infertilitas pria seperti riwayat kecelakaan, penyakit, operasi atau kondisi lainnya. Lalu, dokter dan pasien akan mendiskusikan apa saja yang mungkin terjadi dalam riwayat kesehatan pria tersebut hingga menyebabkan infertilitas. Faktor gaya hidup juga akan di bahas, seperti obesitas.

Sebuah penelitian menemukan bahwa obesitas pada pria dapat memicu cacat hormonal seperti hipotestosteronemia, yang selanjutnya mengakibatkan gangguan spermatogenesis sehingga terjadi penurunan kesuburan Meskipun demikian, kondisi ini bersifat reversibel.

2. Analisis air mani

Analisis air mani akan mengukur kuantitas dan kualitas sperma berdasarkan lima faktor utama, yaitu:

  • Volume: Berapa banyak air mani yang di hasilkan.
  • Jumlah: Jumlah total sperma dalam sampel.
  • Konsentrasi: Perbandingan antara air mani dan sperma.
  • Motilitas: Berapa banyak sperma yang bergerak.
  • Morfologi: Berapa banyak sperma yang memiliki ukuran dan bentuk yang tepat

Dalam kasus tertentu, lebih dari satu analisis air mani di lakukan karena kadar sperma dapat berfluktuasi antar pemeriksaan. Pria harus merencanakan untuk memberikan sampel pada dua kunjungan dokter setidaknya dalam jarak dua minggu karena perkiraan perbedaan air mani pada waktu yang berbeda.

3. Analisis DNA fragmentasi sperma

Analisis DNA fragmentasi sperma mengukur persentase DNA abnormal atau rusak yang di bawa oleh sperma. Kerusakan semacam ini dapat mengganggu kemampuan sperma untuk membuahi sel telur dengan baik atau untuk mengembangkan embrio yang sehat.

Sebuah studi menunjukkan bahwa tingginya persentase sperma dengan DNA yang rusak di kaitkan dengan tingkat kehamilan yang lebih rendah dan risiko keguguran yang lebih tinggi

4. Pengujian genetik

Jika konsentrasi sperma sangat rendah dalam analisis air mani, ini mungkin mengindikasikan penyebab infertilitas secara genetik. Hal ini dapat di pastikan melalui pengujian genetik pada sampel sperma.

Walaupun kebiasaan gaya hidup dan riwayat kesehatan dapat berkontribusi terhadap masalah kesuburan pria, tetapi bagi sebagian orang, faktor genetik menjadi penyebabnya. Pengujian genetik menganalisis DNA di dalam sel untuk menemukan mutasi yang terkait dengan penyakit tertentu.

Ada berbagai macam tes yang dapat di lakukan dengan sampel darah atau air liur. Tes-tes ini mungkin dapat menemukan penyakit-penyakit berikut yang berkaitan dengan infertilitas pria:

  • Sindrom Klinefelter: Kondisi genetik ketika laki-laki biologis memiliki salinan tambahan kromosom X, mengakibatkan azoospermia (tidak ada sperma dalam air mani), pertumbuhan testis yang buruk, kadar testosteron rendah, dan gairah seks rendah.
  • Sindrom Kallmann: Kelainan genetik yang menyebabkan hipogonadisme hipogonadotropik, yang mana sedikit atau tidak ada hormon seks yang di produksi; pubertas tertunda; dan testis tidak turun atau turun sebagian.
  • Fibrosis kistik: Penyakit genetik progresif yang mengganggu fungsi paru-paru dan pencernaan; sebagian besar laki-laki biologis dengan kondisi ini tidak memiliki vas deferens bawaan, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.
  • Mikrodelesi kromosom Y: Suatu kelainan genetik yang di sebabkan oleh hilangnya gen pada kromosom Y, yang berhubungan dengan jumlah sperma yang rendah, azoospermia, dan tingginya persentase sperma abnormal.

5. Analisis hormon

Hormon pria, termasuk testosteron, sangat penting untuk produksi sperma dan perkembangan seksual. Oleh sebab itu, tes darah biasanya di lakukan untuk memeriksa kadar hormon ini.

Biasanya pemeriksaan ini di lakukan dengan sampel darah sederhana. Tes hormon mendeteksi ketidakseimbangan yang mungkin menyebabkan masalah reproduksi. Tes hormonal pria menilai kadar testosteron, hormon perangsang folikel, hormon luteinizing, dan, dalam beberapa kasus juga prolaktin, yang bekerja bersama untuk mendorong produksi sperma, sebagai fungsi seksual, dan libido.

Jika ketidakseimbangan terdeteksi, dokter menyarankan untuk mengonsumsi suplemen kesuburan pria, melakukan perubahan gaya hidup lebih sehat, atau mengeksplorasi teknik reproduksi lainnya.

6. Tes USG skrotum

Tes ini USG skrotum di lakukan untuk mengetahui adanya penyumbatan testis. pemeriksaan USG transrektal mengamati dengan lebih cermat vesikel dan saluran ejakulasi yang mengalirkan air mani.

selanjutnya USG dapat mendeteksi masalah internal yang memengaruhi produksi sperma, seperti varikokel, atau pembesaran pembuluh darah di skrotum, ukuran dan volume testis, dan penyumbatan vas deferens.

USG juga dapat menemukan massa abnormal atau tumor ganas. USG biasanya di lakukan jika analisis air mani menemukan adanya masalah pada produksi sperma.

7. Biopsi testis

Selama biopsi testis, dokter mengangkat jaringan dari testis untuk menilai produksi sperma. Tes ini biasanya di lakukan dengan jarum atau dengan membuat sayatan kecil. Jika hasil tes menunjukkan produksi sperma normal, dokter akan memeriksa apakah ada penyumbatan atau masalah lain yang mempengaruhi transportasi sperma.

Tes ini biasanya di lakukan jika analisis air mani mendeteksi tingkat sperma yang sangat rendah atau tidak adanya sperma dalam air mani.

Pria jangan takut maupun ragu untuk melakukan tes kesuburan. Tes ini tidak hanya membantu mempermudah proses keluarga berencana di masa depan, tetapi juga memberikan wawasan mengenai pengobatan potensial dan mengungkap masalah kesehatan lainnya jika ada

SUMO99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *