Nggak Bakal Diciduk Kalau Mural Agan Begini!

BandarQ Terbaik  Nggak Bakal Diciduk Kalau Mural Agan Begini! Beberapa pekan lalu, berita tentang mural jadi trending di mana-mana. Kritik berbalut seni itu konon membuat pihak istana gerah. Alhasil pemandangan unik yang seharusnya bisa dinikmati banyak mata, pada akhirnya harus dihapus. Sayang banget sebenarnya.

Btw, GanSis tau gak sih sejarah mural, dan bedanya dengan grafiti? Baca-baca sebentar yuk!

Nggak Bakal Di ciduk Sejarah Mural

Kata “mural” di ambil dari bahasa Latin “murus”, yang artinya dinding. Jadi secara luas, lukisan apa pun yang menggunakan media dinding atau tembok, dan bersifat permanen, bisa di sebut mural.

Seni mural sudah di kenal sejak 31.500 tahun lalu. Mural yang di temukan di sebuah gua di Lascaux, di selatan Prancis, di tengarai di buat menggunakan sari buah, karena cat air belum di temukan kala itu.

Sampai Perang Dunia 2, negara yang paling banyak memiliki mural adalah Prancis, dengan salah satu mural yang terkenal adalah Guernica atau Guernica y Luno, karya Pablo Picasso. 

Beda Mural dan Grafiti

Nggak Bakal Diciduk

Selain mural, kita juga mengenal grafiti. Bahkan sebelum mural Not Found 404 viral, kebanyakan kita mungkin lebih familier dengan istilah grafiti daripada mural.

Di kutip dari imural.id (18/11/20), perbedaan mendasar antara grafiti dan mural adalah pada cat yang di gunakan serta objek gambar yang di tampilkan. Lukisan dinding yang tergolong mural menggunakan alat gambar yang lebih variatif, sementara grafiti umumnya hanya mengandalkan cat semprot..

Untuk objek yang di hasilkan, grafiti cenderung menampilkan teks. Sedangkan mural lebih luas lagi, dari gambar berbagai makhluk, sampai lukisan abstrak. Tuh, Gan, lumayanlah ya, tambah ilmu tipis-tipis.

Nggak Bakal Di ciduk Mural yang Aman

Nggak Bakal Diciduk

Setelah berbagai mural dan grafiti di hapus di berbagai wilayah di Indonesia, maka bermunculanlah perdebatan, sebenarnya seberapa bahaya sih protes lewat lukisan dinding? Menurut GanSis?

Bahkan sebagian komunitas sempat di sambangi aparat, “di edukasi”, dan di beri “santunan” setelah meminta maaf di hadapan media. Kasihan banget ya, berkreasi menyampaikan aspirasi kok malah di perlakukan seperti pelaku vandalisme.

di baca juga : Negara yang Di anggap Surganya Wanita Seksi, Kamu Pilih Yang Mana?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *