Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!

BINTANG SUMO99 – Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, merupakan istilah yang merujuk pada masalah psikologis karena hubungan tidak harmonis antara anak dan ayahnya. Contohnya, sering mengalami pengabaian, kekerasan fisik ataupun kekerasan psikis.

Istilah ini berawal dari konsep Oedipus Complex dalam teori psikoseksual Freud.

BACA JUGA : Tips Membangun Hubungan Konstruktif yang Everlasting

1. Sulit menjalin hubungan dengan laki-laki

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!ilustrasi wanita menyendiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Akan tetapi, ketika hubungan antara keduanya berjalan dengan kurang baik, maka rasa ragu akan tumbuh di dalam diri sang anak. Sulit membangun hubungan dengan lawan jenis menjadi salah satu akibat dari rasa ragu tersebut, khususnya bagi anak perempuan.

2. Membutuhkan validasi dan perhatian yang berlebihan dari orang lain

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!ilustrasi meminta validasi orang lain (pexels.com/Liza Summer)

Mereka mengabaikan hal tersebut mungkin karena menganggap emosi bukan sebagai elemen penting bagi pertumbuhan anak.

3. Takut diabaikan dan ditinggalkan

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!

Ketakutan ini akhirnya membuat mereka rela melakukan apapun demi bersama pasangan.

4. Cenderung merasa cemburu dan cemas dalam hubungan

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!ilustrasi orang bermain handphone (pexels.com/Karolina Grabowska)

Akibatnya, merasa cenderung merasa curiga dan was-was secara berlebihan pada pasangannya. Perilaku yang biasanya nampak ketika menjalin hubungan sebagai bentuk kecemburuan ialah:

5. Cenderung membangun hubungan toxic secara berulang

5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!Ilustrasi Toxic Relationship (IDN Times/Mardya Shakti)

Para perempuan yang memiliki hubungan yang kurang sehat dengan ayahnya juga cenderung akan melakukan hal yang sama kepada pasangannya kelak. Segala hal yang terasa familierbagi diri sendiri memang cenderung meciptakan rasa aman dan nyaman, meski kadang adalah hal yang keliru. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *